7 MINDSET SUKSES BISNIS ONLINE
KARENA SUKSES BERMULA
DARI MINDSET ANDA!
Bismillah wal Hamdulillah…
Sebelum Anda memulai bisnis online, penting untuk
memahami bahwa ada 1 hal mendasar yang selalu menjadi
sebab kegagalan banyak pelaku bisnis online. Apa itu?
Mindset atau cara pandang yang keliru sejak awal ketika
memulai bisnis online ini.
Mindset itu ibarat kapal pandu yang akan mengarahkan
ke mana bahtera bisnis online Anda hendak ke mana.
Mindset itu adalah api membara yang akan menjaga nyala
semangat jiwa Anda untuk terus bertahan saat menghadapi
kegagalan dan kerugian dalam bisnis internet.
Maka, menjadi sangat penting bagi Anda untuk
memiliki Mindset atau cara pandang dan pola pikir yang
benar sebelum memulai bisnis online Anda.
Salam Sukses untuk Anda.
MINDSET SUKSES BISNIS ONLINE
YANG HARUS ANDA PUNYA
1. Bisnis Adalah Ibadah:
Jangan pernah ragu menjalankan bisnis Anda, karena
selama bisnis Anda menjaga prinsip-prinsip kehalalannya,
maka bisnis Anda adalah ibadah.
Artinya: semua lelah dan
payah yang rasakan akan bernilai pahala di sisi Allah Ta’ala.
Ingat, di luar sana akan ada banyak suara yang
membuat Anda ragu.
Membuat Anda seolah terjatuh dalamjurang nista sebuah dosa saat Anda memilih untuk
menjalankan bisnis.
Padahal niat dan motivasi Anda berbisnis mungkin
begitu dahsyat:
Untuk menjaga kehormatan diri hingga tak perlu
meminta-minta…
Untuk menunaikan kewajiban member nafkah kepada
keluarga…
Untuk menunaikan sedekah setiap hari dari harta
Anda…
Untuk menyantuni anak-anak yatim dan dhuafa
Karena itu, tidak mengherankan kalau tidak sedikit
para ulama dan orang-orang shaleh terdahulu yang melakoni
profesi pedagang atau pebisnis:
Sahabat Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu seorang
pedagang hebat. Begitu hebatnya, sehingga ia tidak pernah
ragu untuk menyumbangkan semua (yah, semua) hartanya
di jalan Allah. Kenapa? Karena dia sangat menguasai cara
untuk mendapatkan harta seperti itu lagi. Artinya ilmu dan
skill bisnis seorang Utsman bin ‘Affan begitu dahsyat, kan?
Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu bahkan
tidak butuh modal serupiah pun saat akan memulai
bisnisnya di Madinah. Ia meninggalkan Mekkah dalamkeadaan tangan kosong. Ia hanya bilang: “Tunjukkan saja di
mana pasar untukku!”
Seorang ulama hadits besar, Abdullah bin al-Mubarak
rahimahullah, juga dikenal sebagai seorang pedagang hebat
dan sukses. Tapi di saat yang sama, ia seorang mujahid yang
tak melewatkan kesempatan berjihad. Ia juga seorang
dermawan hebat, hingga konon berulang-kali menghajikan
orang sekampungnya!
Jadi, apalagi yang membuat Anda ragu berbisnis?
Berbisnislah karena itu adalah ibadah.
Berbisnis sebagai ibadah akan membuat Anda akan
selalu berusaha menjaga prinsip-prinsip kehalalan bisnis
Anda. Akibatnya keberkahan akan terus berlimpah dalambisnis dan juga kehidupan Anda, in sya’alLah…
2. Tidak Ada Bisnis Sukses yang Instan:
Dalam dunia bisnis online –bisnis konvensional juga
begitu sih!-, Anda akan sering menemukan tawaran dan
iklan menghebohkan hingga membuat Anda seringkali
tergoda atau tergagal fokus!
“Mau tahu rahasia bagaimana saya mendapatkan 100
juta dalam 10 hari?
”
“Anda mau penghasilan hingga puluhan juta hanya
dengan santai di rumah?
”
Bahasa-bahasa hipnotik seperti itulah jika Anda tidak
hati-hati dan gagal fokus- akan dapat mengacaukan
segalanya.
Anda akhirnya tergoda untuk membeli penawaran itu.
Ternyata setelah 10 hari –misalnya- Anda tak mendapatkan
100 juta seperti yang diiklankan!
Anda menyalahkan orang lain kiri-kanan…Padahal
yang salah adalah Anda sendiri.
Lho kok bisa?
Ya, iya…Si pemilik produk kan hanya menyampaikan
pengalamannya, dan pengalaman itu tidak mungkin sama
persis antara satu orang dengan orang lainnya.
Ada yang butuh setahun, 2 tahun, bahkan beberapa bulan saja untuk
bisa mencicipi kesuksesan bisnis onlinenya.
Si pemilik produk itu hanya ingin mengajarkan Anda
“benang merah” kesuksesannya dalam menjalankan bisnis
online.
Dan Anda jangan lupa –dan jangan pernah lupa-:
semua mastah-mastah yang sudah sukses dalam bisnis
online mereka itu telah melewati perjalanan panjang yang
menakjubkan dalam bisnis-bisnis mereka, hingga akhirnya
mereka sampai pada penghasilan yang “menggiurkan”
seperti yang Anda lihat!
Anda pikir Mark Zuckerberg, pendiri Facebook, itu
hanya ongkang-ongkang kaki hingga akhirnya menjadi salah
satu anak muda terkaya di dunia melalui perusahaan
Facebooknya?
Jangan lupa, Kang Mark itu telah mengorbankan masa
mudanya, masa liburnya dan masa senang-senangnya
dengan kawan-kawannya, demi merancang dan menyiapkan
Facebook-nya.
Jangan lupa, para mastah-mastah yang telah sukses
dengan penghasilan ratusan juta hingga milyaran rupiah
(Untuk Anda tahu: ada seorang kawan yang menghasilkan
100 juta pehari –benar, perhari bukan pertahun- “hanya”
dengan jualan ikan lele secara online!);
mereka itu pasti telah melewatkan malam-malam panjangnya demi begadang
mengotak-atik website, artikel dan iklan-iklan mereka…
Hingga akhirnya: Boom! Kesuksesan mereka
menemukan momentumnya…
Jadi kalau Anda bermental instan dan “mau cepat
kaya”, saya sarankan Anda berhenti saja berbisnis online.
Karena di sini, tidak ada yang instan. Kesuksesan bukan
dicapai dalam 1 hari, 10 hari, bahkan 10 bulan. Ia mungkin
butuh beberapa tahun untuk kemudian Anda cicipi hasilnya.
Anda harus belajar dan belajar lagi dari para mastah,
dari pengalaman, termasuk juga dari kegagalan Anda
sendiri!
Jadi siapkan mental Anda.
Bisnis online adalah bisnis yang paling mudah. Tapi
tidak berarti Anda tak perlu bekerja keras. Bisnis online
mudah, tapi tidak instan sama sekali.
3. Fokus!
Jangan Cuma Mengumpulkan
Ide dan Panduan!
Dalam bidang apapun, fokus adalah hal penting bahkan
paling penting. Dalam bisnis online apalagi. Anda harus tahu, bisnis
online menawarkan begitu banyak pilihan saat ini; dan itu
akan terus bertambah seiring inovasi manusia dalam bidang
internet.
Orang yang tidak fokus pada satu jenis bisnis online
pada akhirnya akan linglung dan bingung: harus bisnis
online apa?
Lihat ada orang yang sukses meraup puluhan ribu
dollar dari Google Adsense, dia juga pengen seperti itu…
Besoknya, dia nemu info ada yang sukses dapat
puluhan juta karena jadi Youtuber, akhirnya dia kepikiran
lagi jadi seorang Youtuber…
Tiba-tiba, ada yang mengirimkan e-mail promosi:
tentang sukses bisnis online dengan cara menjadi affiliate, ia
pun bertekad menjadi seorang affiliate....
Begitulah seterusnya. Ini ibarat silsilah dan serial
kegamangan yang tak putus-putus untuk seorang pemula
dalam bisnis online (istilahnya: newbie).
Apa penyebabnya?
Penyebabnya satu: gagal FOKUS!
Obsesinya menjalar ke mana-mana. Hingga akhirnya
tidak menjadi apa-apa. Ia hanya sukses menjadi ORANG
BINGUNG.
Beli E-book demi E-book…
Beli tutorial demi tutorial…
Tapi tidak kunjung bergerak untuk memulai.
Kata Kang Dewa: Ilmu seberharga apapun kalau
ditumpuk dan tidak dipraktekkan, hanya akan menjadi
SAMPAH!
Jadi tips sederhananya agar Anda fokus kira-kira
sebagai berikut:
1. Tentukan apa kecenderungan hati (passion) Anda
dalam bisnis online? Misalnya: apakah Anda lebih
suka jualan barang fisik secara online atau jualan
barang non-fisik? Apakah Anda senangberkomunikasi dengan pelanggan Anda atau Anda
cenderung tidak mau direpotkan dengan complain
dan pertanyaan?
2. Tentukan: apakah Anda ingin langsung jualan (yang
artinya Anda harus menggunakan cara berbayar
dengan beriklan lewat FBAds atau Google Adwords
untuk mempromosikan jualan Anda), atau Anda
ingin membangun brand dan memberikan edukasi
kepada pelanggan Anda (maka sebaiknya Anda
mengawalinya dengan membuat blog)?
Apapun itu, maka jangan terlalu lama mengambil
keputusan. Fokuslah dulu pada satu jenis bisnis online
hingga menghasilkan, setelah itu barulah membangun bisnis
Anda yang kedua dengan pola yang sama.
Intinya: Jangan gagal fokus jika sudah menentukan
pilihan yang sesuai passion Anda!
NB:
Ada yang memberikan tips untuk menentukan passion
Anda dengan cara: mencari tahu apa yang akan tetap Anda
kerjakan meskipun Anda tidak dibayar untuk itu? Jika Anda temukan jawabannya, maka itulah passion
Anda…
4. Jangan Menunggu Sempurna!
Kenapa? Karena tidak akan pernah ada yang sempurna
di dunia ini.
Buktinya, semua perusahaan besar yang sukses
di dunia ini terus melakukan inovasi dan perbaikan.
Kenapa? Ya itu tadi, karena tidak ada yang SEMPURNA!
Saat Jeff Bezos membangun Amazon.com, Anda pikir ia
langsung membangunnya sebesar sekarang ini? Pasti tidak.
Ia bahkan hanya memulai dari garasi rumahnya.
Dalam perjalanannya, ia menemukan banyak hal yang
tidak sempurna.
Dalam soal produk misalnya, mulanya ia
hanya menjual buku. Lalu ternyata ia menemukan peluang- peluang baru dengan menjual produk-produk non buku.
Dan (voila!) kini ia menjadi salah satu raja bisnis
affiliate untuk produk-produk fisik di dunia online.
Kasus Jeff Bezos hanya satu contoh.
Di luar sana, ada ratusan bahkan mungkin ribuan
contoh tentang “ketidaksempurnaan” saat memulai bisnis
online.
Intinya:
Jadi jangan terlalu berpikir. Yang penting rencanakan
dengan matang, lalu eksekusi dan jalankan.
Setelah itu, terus lakukan evaluasi: apa yang kurang
dan apa yang perlu diperbaiki.
Begitu seterusnya.
Kesabaran dan ketekunan Anda menjalankan itu semua
akan berbuah manis, in sya’aLlah.
Anda harus tahu: kalau saya menulis BLOG ini
untuk Anda dan menunggu hingga tulisan ini sempurna,
maka tulisan ini takkan pernah sampai ke tangan Anda.
Percayalah…
5. Gagal Itu Harus!
Dalam bisnis online, penting sekali mengecup dan
merasakan kegagalan meski sekali. Nggak gagal membuat
bisnis Anda nggak seru sama sekali!
Semua pebisnis online yang sukses pasti pernah
mengalami kegagalan.
Salah satu contoh yang sangat fenomenal di tanah air
adalah apa yang dialami oleh Kang Dewa (Nama lengkapnya:
Dewa Eka Prayoga), pendiri Billionaire Store.
Dalam satu bagian episode hidupnya yang paling
terpuruk, Kang Dewa ditipu oleh rekan bisnisnya sendiri.
Dana investasi yang disetor oleh para investor senilai lebih
dari 7 milyar, dibawa lari oleh sang rekan bisnis.
Akibatnya, Kang Dewa menjadi sasaran empuk
komplain sadis, makian tajam dan ancaman bengis para
pemilik dana itu. Nyawa terancam. Dan itu semua
dialaminya saat baru saja melangsungkan pernikahannya.
Tapi keterpurukan itu menjadi daya dorong bagi Kang
Dewa. Ia menghadapi semua masalah, dan mulai
memikirkan solusi terbaik menyelesaikan semua
masalahnya.
Ia pun mulai merancang bisnis barunya. Menjual buku
dan pelatihan dengan memanfaatkan medium internet.
Singkat cerita (Lha iya, kalo mau diceritain semua bisa
jadi novel sendiri.
Oh iya, hampir lupa: kisah nyata Kang
Dewa ini sudah dibuat jadi novel oleh Mbak Asma Nadia.
Konon-kononnya, akan diangkat dalam layar lebar…), Kang
Dewa-dengan izin Allah-berhasil menyelesaikan masalahnya
satu demi satu, dan kini ditahbiskan menjadi salah satu
internet marketer paling berpengaruh di Indonesia.
Tentu saja, Anda tidak perlu sehancur Kang Dewa.
Nggak perlu sampai dikejar-kejar penagih hutang,
sampe diancam segala.
Tapi Anda harus siap mengalami dan merasakan
kegagalan di awal Anda merintis bisnis online Anda.
Anda harus siap mengalami kerugian, meski tidak
harus sampai 7 milyar!
Kegagalan itu penting untuk menjadi pelajaran kenapa
kita bisa gagal.
Kegagalan itu penting untuk menebalkan mental agar
tahan banting dan tidak putus asa.
Kegagalan itu penting, agar kita sadar bahwa dalamsemua usaha kita butuh pertolongan dan bantuan Allah
Ta’ala.
Sudahlah, yang penting Anda harus siap gagal, aja!
Maka nanti Anda jangan mengomel saat membeli
panduan atau tutorial bisnis kemudian tidak mendapatkan
hasil seperti yang didapatkan pemilik tutorial itu.
Jangan suka menyalahkan orang lain. Lebih baik energi
yang ada, Anda gunakan untuk memperbaiki apa yang keliru
dalam bisnis Anda.
6. Bisnis = Belajar Seumur Hidup…
Menurut saya, saat ini tidak ada yang mengalahkan
kecepatan perkembangan yang terjadi dalam dunia online;
termasuk Bisnis Online!
Selalu saja ada inovasi baru dalam bisnis internet.
Google.com misalnya; sang mesin pencari terbesar di
internet ini entah sudah berapa kali melakukan “renovasi”
terhadap sistemnya.
Facebook.com juga tak mau kalah. Kalau Anda pernah
belajar tentang FBAds, Anda akan paham bagaimana
Facebook terus-menerus mengubah kebijakan-kebijakannya.
Nah, situasi seperti ini membuat “ilmu bisnis online”
akan terus mengalami perkembangan dan up date.
Akan selalu ada info, tips dan trik baru dari para
mastah dan guru bisnis online. Anda harus kuasai “jurusjurus dasar”nya, selebihnya adalah bumbu-bumbu, tapi
seringkali penting untuk diketahui.
Maka siapkan nafas panjang Anda. ,HEHEHE...:D
Lapangkan ruang-ruang pikiran Anda.
Buka mata Anda lebar-lebar.
Dan bersiaplah selalu untuk menghadapi perubahan.
Dan ingat: satu-satunya cara menghadapi perubahan
adalah dengan mental pembelajar yang tak kenal menyerah.
Supaya Anda lebih yakin tentang poin ini, izinkan saya
untuk mengutip
tulisan dahsyat Prof. Renald Kasali tentang
fenomena online yang menggila dan menggulung banyak
bisnis konvensional yang tidak mau belajar.
Selamat menikmati…
Hidup Lebih Baik yang Belum Tentu Disambut Baik
(Begitulah Shifting Terjadi)
Mungkin inilah zaman pertemuan dua generasi yang paling
membingungkan sepanjang sejarah. Ini bukan soal generasi
kertas vs generasi digital semata. Melainkan soal di mana dunia
kita berada, sehingga ekonomi menjadi berubah arah dan
banyak yang bangkrut. Ini juga bukan soal kebijakan ekonomi,
ini soal teknologi yang mengubah platform hidup, ekonomi dan
kehidupan.
Saya menyebutnya shifting, tetapi sebagian besar ekonom “tua”
menyebutnya resesi, pelemahan daya beli dan seterusnya. Saya
menyebut apa yang dilakukan generasi Nadiem Makarimsebagai inovasi, bahkan disruption. Tetapi manajer-manajer
“tua”, bilang mereka “bakar uang.” Mereka bilang retail online
kecil, tapi anak-anak kita bilang “besar”.
Saya bilang mereka punya “business model,” tetapi regulatornya
bilang itu sebagai industri predator. Maka regulasinya pun
berpihak ke masa lalu.
Hari semakin petang saat satu persatu usaha konvensional
berguguran, tetapi saya belum melihat yang tua ikhlas
menerima proses shifting ini. Mengakui belum, blame jalan
terus, tetapi usaha-usaha lama bakal berguguran terus.
Dari armada laut ke retail dan bank
Tiga tahun lalu kita membaca tentang keributan dalam industri
jasa angkutan penumpang taksi. Di sini mulai ramai
pertempuran antara ojek pangkalan vs. Go-Jek. Lalu antara
pengemudi angkot dengan Go-Jek. Disusul demo sopir taksi
melawan taksi online.
Tahun lalu, korbannya adalah angkutan laut dan hotel.
Produsen kapal asal Korea (Hanjin) meminta perlindungan
bangkrut. Lalu disusul oleh Maersk dan Hyundai. Setelah itu
Rickmers Group (Jerman), Sinopacific Dayang, Wenzhou
Shipping dan Zhejiang (China). Jumlah kapal yang dibutuhkan
oleh perdagangan dunia sudah berubah menyusul penggunaan
telekomunikasi dan aplikasi baru yang serba tracking dan
perubahan pola peletakan industri global.
Setelah itu tahun ini kita melihat empat industri: mainan anak- anak, retail, perbankan dan industri-industri tertentu. Level of
competition meningkat, dan pendatang-pendatang tertentu
masuk dengan platform baru. Industri mainan anak-anak
Indonesia mengeluh penjualannya drop 30%, karena masih
mengandalkan mainan berbahan plastik. Jangankan mainan
anak-anak seperti itu, boneka Barbie saja pun kena imbas.
Bahkan Toy ‘R’ Us di Amerika mengajukan pailit.
Sementara industri mainan anak-anak konvensional kesulitan,
industri pembuatan game online di Indonesia berkembang pesat.
Diduga omsetnya mencapai USD 10 juta.
Kita juga membaca satu per satu retail di Indonesia menutup
outletnya. Terakhir Debenhams dan Lotus. Tapi nanti dulu, itu
bukan cuma terjadi di sini. Di USA, tahun ini saja sudah 1430
toko milik Radio Shack yang ditutup, lalu 808 outlet milik toko
sepatu Payless, 238 outlet Kmart, 160 toko Crocs (sepatu), 138
outlet JC Penny, 98 Sears, 68 Macy’s, 70 outlet CVS, 154 toko
untuk Walmart, 128 outlet Michael Kors dan seterusnya.
Dari Jepang pagi ini saya mendengar Mizuho Bank akan
mengurangi 19.000 dari 50.000 karyawannya setelah
keuntungannya banyak dimakan fintech. Ini sejalan dengan
bank-bank nasional yang mulai melakukan hal serupa, minimal
tak lagi membuka cabang baru.
Jadi kalau kita melihat baru beberapa toko besar yang ditutup
di sini, dan mulai sepinya belanja di Glodok dan toko grosir
Tanah Abang, maka sesungguhnya itu belum seberapa. Ini baru
tahap awal. Nanti, saya bisa ceritakan bahwa, brand pun
berubah bagi millennials: branded (luxuries) akan menjadi
public brand.
Bencana atau peluang
Shifting tentu berbeda dengan krisis atau resesi yang lebih
banyak dipandang sebagai bencana yang amat memilukan.
Shifting dapat diibaratkan Anda tengah bermain balon eo’.
Masih ingatkah balon yang terdiri dari dua buah dan
berhubungan. Kalau yang satu ditekan, maka anginnya akan
pindah ke balon yang besar dan berbunyi eo’, eo’ …
Ya seperti itulah. Angin berpindah, lalu ada yang terkejut karena
terjepit dan ruangnya hampa. Manusia-manusianya akan
bertingkah polah mirip cerita Who Moved My Cheese. Manusianya bolak-balik kembali ke tempat yang sama dan
berteriak-teriak marah, “kembalikan keju saya! Kembalikan!
Duh, siapa yang mencurinya? Siapa yang memindahkannya?”
Padahal, menurut Ken Blanchard & Johnson yang menulis
perumpamaan itu, keju adalah simbol dari apa saja yang
membawa kebahagiaan. Ia bisa berupa kue, pekerjaan, kekasih,
kekayaan, perusahaan, atau bahkan keterampilan. Dan
semuanya tak abadi, bisa pindah atau dipindahkan “ke tempat”
lain.
Dan di dalam cerita itu disebutkan ada dua ekor tikus yang
selalu bekerja dan mencari “keju” itu ke tempat lain.
Anda yang
mempunyai “Shio” tikus barangkali punya perilaku yang sama:
tak bisa diam di tempat. Nah, keduanyalah yang
menemukannya. Ternyata di tempat lain itu ada keju-keju lain
yang sama nikmatnya dan jauh lebih besar.
Mereka menuding resesi atau daya beli itu ibarat “manusia”
tadi. Tidak bisa melihat keju yang telah berpindah ke tempat
lain. Ia hanya mengais rejeki di tempat yang sama. Resesi atau
lemahnya daya beli, kalau balon, maka itu diibaratkan satu
balon yang mengempis atau kalau krisis, balonnya pecah.
Dan harap diketahui kita baru saja berada di depan pintu
gerbang disruptions. Saya harap Anda sudah membaca bukunya.
Dalam proses disruption itu, teknologi tengah mematikan jarak
dan membuat semua perantara (middlemen) kehilangan peran.
Akibatnya margin 20-40% yang selama ini dinikmati para
penyalur (grosir – retailer) diserahkan kepada digital
marketplace (± 5%), seperti Tokopedia, Bukalapak, OLX, dan
konsumen. Konsumen pun menikmati harga-harga yang jauh
lebih terjangkau.
Ditambah lagi, kini generasi millennials telah menjadi pemain
penting dalam konsumsi. Dan tahukah Anda, setidaknya satu
dari beberapa anak Anda telah menjadi wirausaha baru. Mereka
beriklan di dunia maya seperti di Faecbook dan Instagram, dan
mendapatkan pelanggan di sana, berjualan di sana, dan
perbuatannya tidak terpantau regulator bahkan orang tua
mereka sekalipun.
Di era ini, para pengusaha lama perlu mendisrupsi diri,
membongkar struktur biaya, bukan bersekutu dengan regulator,
mengundang kaum muda untuk membantu meremajakan diri,
agar siap bertarung dengan cara-cara baru. Biarkan saja kaumtua meratapi hari ini dengan mengatakan daya beli, krisis, atau
resesi.
Dunia ini sedang shifting. Orang tua-orang tua muda sedang
memangku cyber babies, kaum remaja terlibat cyber romance. Mereka belajar di dunia cyber, dan menjadi pekerja mandiri.
Dan masih banyak hal yang akan berpindah, bukan musnah. Ia
menciptakan jutaan kesempatan baru yang begitu sulit
ditangkap orang-orang lama, atau orang-orang malas yang
sudah tinggal di bawah selimut rasa nyaman masa lalu.
Ayo nikmati shifting ini.
Rhenald Kasali
Rhenald Kasali
7. Jaga Etika dalam Bisnis Anda!
Bisnis yang hebat itu adalah bisnis yang diliputi
berkah. Bisnis yang dilimpahi keuntungan tapi tidak
diberkahi, bukanlah bisnis yang hebat.
Nggak perlu diacungi
jempol. Dan jangan dicontoh!
Satu hal yang harus Anda patuhi untuk bisnis yang
penuh berkah adalah Anda harus menjadi etika dan adab
dalam berbisnis.
Ingat! Kekayaan terbesar Anda adalah integritas dan
kehormatan Anda. Tidak ada gunanya untung besar tapi
integritas Anda tercoreng.
1. Amati, Tiru dan Modifikasi:
Tidak ada salahnya –dalam mencari ide bisnis-,
Anda mengamati apa yang dilakukan oleh orang
lain. Anda bahkan boleh meniru jejak dan langkah
suksesnya. Hanya etika bisnis mengharamkan Anda
untuk melakukan plagiasi alias meniru plek!
Putar otak Anda, dan lakukan modifikasi sendiri.
Kembangkan sesuai passion Anda. Sesuai gaya Anda
yang khas.
2. Sebutkan Sumbernya!
Jika Anda menukil atau mengambil dari pihak lain,
jangan lupa menyebutkan sumbernya.
Misalnya: Anda menukil dari sebuah website,
tulislah sumbernya. Jangan takut kalau itu merusak
kredibilitas Anda, atau membuat laku barang jualan
orang lain.
Itu yang namanya “amanah ilmiah”. Sikap amanah
seperti ini mendatangkan berkah yang melimpah.
Anda tiba-tiba akan mendapatkan pelanggan dari
arah yang tak pernah Anda sangka.
AKHIRNYA…
Semoga artikel ini memberikan inspirasi dan semangat baru
untuk Anda yang bercita membangun bisnis onlinenya.
Silahkan lanjutkan untuk membaca artikel berikutnya, Semoga bermanfaat untuk Anda.
Wal hamdulilLah…